Selasa, Oktober 16, 2012

PERANAN TELEVISI TERHADAP PERMASALAHAN KORUPSI DI INDONESIA


Ilham Fariq Maulana

Sebagai pilar keempat di negara demokrasi, televisi sebagai salah satu media massa diharapkan  dapat menjadi anjing penjaga (watch dog) terhadap berbagai praksis sosial termasuk upaya pemberantasan korupsi. Apalagi secara umum orang akan mengingat 85 persen dari apa yang mereka lihat di televisi setelah tiga jam kemudian dan bahkan orang akan mengingat 65 persen tayangan televisi yang mereka saksikan setelah tiga hari ditayangkan (Alkhajar, 2011). Political and Economic Risk Consultancy (PERC) awal Maret 2010 menempatkan Indonesia sebagai negara terkorup dari 16 negara se-Asia Pasifik dengan skor 8,32.
Kelebihan televisi untuk menampilkan pesan secara audio-visual menjadikan televisi semakin kuat kedudukannya di tengah keluarga. Selain itu, kekuatan media televisi dalam membentuk pemikiran, sikap, maupun perilaku masyarakat juga menjadikan berbagai peranan televisi, khususnya terhadap permasalahan korupsi di Indonesia semakin menguat.

Mengoreksi Kembali Keberadaan SNMPTN Undangan

Fauziah Nurlina


Menilik kembali tentang keberjalanan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri (SNMPTN) undangan pada tahun 2012 lalu, sebanyak 53.401 siswa yang berhasil lolos dalam verifikasi data. Sehingga tanpa menggunakan test tertulis mereka sudah mendapatkan kursi di bangku Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Dari perhitungan, bahwa angka ini naik 9% dari tahun 2011. Diketahui bahwa, siswa yang lolos dalam SNMPTN undangan merupakan siswa yang berprestasi dalam nilai akademisnya. Karena, rapor selama 5 semester di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat merupakan syarat yang diajukan untuk mendaftar SNMPTN undangan.

Senin, Oktober 08, 2012

Pentingnya Kewaspadaan akan Pencurian di Kos Mahasiswa


Mahasiswa yang mengambil studi di luar kota pastilah memilih menyewa tempat tinggal atau lebih lazim dikenal dengan kos, baik itu berjangka bulanan maupun tahunan. Kos merupakan kebutuhan utama mahasiswa luar kota untuk dapat bertahan di lingkungan baru tanpa pengawasan dari orang tua. Sangat mudah menemukan kos-kosan mahasiswa di daerah sekitar kampus seperti contohnya di daerah sekitar kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Feminisme


Rahma Yudi Amartina
“Bahwa negara dan bangsa yang tidak menghormati kaum perempuannya
 tidak akan pernah menjadi besar, baik di saat ini maupun di masa depan.
Satu alasan mendasar sebagai penyebab kejatuhan bangsa Anda secara drastis
 adalah karena Anda tidak memiliki rasa hormat pada
kehidupan perempuan yang dilukiskan sebagai shakti (istri).
Jika Anda tidak membangkitkan kaum perempuan
yang merupakan perwujudan dari Ibu Pertiwi,
apakah Anda pikir Anda memiliki cara lain untuk bangkit?”
(Swami Vivekananda, dalam Mahatma Gandhi (2002),
Kaum Perempuan dan Ketidakadilan Sosial,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm. 15.)


“No two of us think alike about it, and yet it is clear to me, that question underlies the whole movement, and our little skirmishing for better laws, and the right to vote, will yet be swallowed up in the real question, viz: Has a woman a right to herself? It is very little to me to have the right to vote, to own property, etc. if I may not keep my body, and its uses, in my absolute right. Not one wife in a thousand can do that now.”
(Lucy Stone, dalam sebuah surat untuk Antoinette Brown, 11 Juli 1855)
Apa yang terlintas pertama kali dalam pikiran kita ketika membaca surat di atas? Apa yang dapat kita tangkap? Bagaimanakah kita meresponnya?

Satu Kerjaan Dalam Satu Waktu vs Banyak Pekerjaan Dalam Satu Waktu

Oleh Munadhifah (Staf Redaksi)
Lihat juga jurnalsidigva.blogspot.com
  Tahukah anda kenapa pria hanya dapat melakukan satu pekerjaan dalam satu waktu sedangkan wanita dapat melakukan banyak pekerjaan dalam satu Waktu?
            Otak pria dibuat untuk pekerjaan khusus. Otak mereka juga terbagi-bagi dan disusun untuk memusatkan perhatian pada satu hal khusus, yang hanya dapat terikat pada satu pekerjaan dalam satu waktu. Dan umumnya pria akan mengaku bahwa ia hanya dapat melakukan satu pekerjaan dalam satu waktu.

Selasa, Oktober 02, 2012

Kesetaraan Gender atau Jenis Kelamin?


Santi Dwi Jayanti D0110099



Gagasan “Kesetaraan Gender” menimbulkan pro dan kontra dalam pembahasan RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender (RUU KKG) di DPR RI. Biasanya dikenal dengan istilah feminisme dan gender, akan memahami bahwa hanya mengutamakan salah satu jenis kelamin saja. Yang menjadi fokusnya adalah isu ketertindasan kaum perempuan.
ideologi feminisme sangat mendominasi RUU ini yang jauh hubungannya dari pembangunan bangsa Indonesia yang bermartabat. Bahkan sebagiannya hanya penjelasan dari Convention on the Elimination of all forms of Discrimination Against Women (CEDAW). Dapat dimbil contoh mengenai definisi diskriminasi terhadap perempuan.