Minggu, Maret 14, 2010

Dialog Senja

Malaikat menyapaku ketika air mata ini runtuh
Meremas jari yang gemetar dalam pangkuan
Dapatkah aku tertawa seperti biasa
Melihat dia yang tak bisa lagi dilihat
Berlari jauh
Mengejar cahaya

Pasrah

Kini kau tertawa
Mengibarkannya di udara
Menghampiri mihrab surga
Meninkmati cangkir cinta-NYA

Usai


Lembar lembar usia menutup buku harian
Tinggal nama dan kulum do’a
Mengalir di setiap hela nafas
Hidup dan menghidupi yang telah tiada


Tenaang


Malaikat berbisik
Dia akan merengkuhnya dalam dekap pangkuanNYA

Oleh: Dura

2 komentar:

Anonim mengatakan...

dear DuDu...
ehmmmmm.... ai coment yoo
dilihat dari judul sama isi tu seperti kontras.
dari judul ketika sekilas dibaca, itu mengungkapkan sebuah keelokan senja sang alam. sedangkan dari isi lebih menyoroti ke "usia" si penulis.
Judulnya kurang berbicara dalam isi.
hehe piss, kalau komentku terlalu intelek.

from : Fafa, 4X4=16 (sempat gak sempat harus dibalas lho...akyu tunggu ya Du)

dura mengatakan...

hohohohoh...
mksih yo fa comment ny..
ehm...
sbnrE kui tentang kisah sedih krna ditinggalkn org yg kita syang..
dan judul dialog senja ki menyatakan ksedihanE kui..
tapi uke2 komennya...
msti bnyk bljar dr para ahli ki..
hehhe..
mohon bantuannya,,,:D