oleh: Rizky Pratama
Kota Solo memang terkenal dengan keunggulan di bidang pariwisata dan budayanya. Oleh karena itu, saat ini pemerintah Kota Solo terus berupaya membangun Kota Solo menjadi kota wisata. Geliat pertumbuhan ekonomi pun kini terlihat di Kota Solo. Pengembangan Kota Solo sendiri mengacu pada konsep “Solo ke Depan adalah Solo Tempo Dulu.” Artinya, pengembangan kepariwisataan Kota Solo tidak boleh menyimpang dari karakter atau ciri khas yang membentuk kota ini sejak awal hingga sekarang.
Adanya konsep pembangunan ini juga menunjukan bahwa yang akan “dijual” dari Solo adalah kekayaan di bidang budaya dan di bidang pariwisata. Hal ini lah yang akan menarik setiap orang untuk masuk ke Solo dan diharapkan Solo memiliki perbedaan dengan kota-kota yang lain.
Kota Solo sendiri sudah banyak menggelar beberapa event budaya baik yang berskala daerah bahkan internasional. Event-event tersebut biasanya digelar di beberapa tempat-tempat yang ada, misalnya Gedung Wayang Orang Sriwedari dan Teater Budaya Solo (TBS) yang sekarang berubah nama menjadi Teater Budaya Jawa Tengah (TBJT). Perubahan nama ini memiliki arti bahwa Solo mendapatkan kepercayaan lebih dalam bidang kebudayaan. Hal ini dapat dilihat dengan penempatan pusat kebudayaan Jawa tengah yang sekarang berada di Solo bukan di Semarang yang notabene adalah ibukota Jawa Tengah.
Beberapa bulan yang lalu pula Kota Solo dipercaya untuk menggelar beberapa event-event budaya yang berskala internasional. Dimulai dari pergelaran Solo International Music Etnic (SIEM) pada 2007 dan 2008, pergelaran World Heritage Cities Conference and Expo pada 2008 serta pergelaran International Keroncong Festival pada tahun 2008. Hal ini membuktikan bahwa Solo memang sudah dipercaya untuk menggelar event-event yang berskala internasional.
Banyaknya event yang berskala internasional yang diadakan di Solo berdampak positif juga bagi kota Solo. Di bidang ekonomi, event-event yang ada nantinya akan menarik banyak wisatawan untuk datang ke Kota Solo. Selain itu, keuntungan lain yang didapat adalah dari segi image dan branding Kota Solo sendiri. Event-event tersebut merupakan sarana promosi gratis kota Solo di mata masyarakat luas.
Kedepannya Solo sendiri akan membuat beberapa proyek-proyek yang bersinergi dengan branding kota Solo di bidang budaya. Misalnya seperti proyek City Walk, Galabo, Night Market Nagrsopuran, serta Etnic and Antique Street. Salah satu rencan dari pemkot Solo yang paling dinanti adalah pengoprasiannya kereta kota yang nantinya akan diopersikan sepanjang 20 km. Dan ada selentingan bahwa nantinya di Solo akan membangun Opera House yang nantinya akan mengakomodir banyaknya event-event yang akan di gelar di Solo. Semoga semua ini dapat membuat kota Solo menjadi lebih baik lagi.
2 komentar:
penulisnya sangat berbakat...
LPM Visi tambah oke aja. Btw, aku usul, bikinlah komunitas visi di jaringan maya. Bisa di blog atau www.ning.com. Alumninya juga.
Salam dari anak-anak Pabelan UMS. Plus alumni-alumninya.
Ada rahasia besar. LPM Visi dan LPM Pabelan punya pendiri sama. Namanya Alfian Mujani. Dia dulu kuliah di UNS dan UMS sekaligus. Kini dia memimpin Harian Jurnal Bogor. Banyak anak-anak Pabelan yang telah diakomodasi Bang Alfian. Kapan nyusul? Ini nomor telponnya 08121103756.
Salam saudara selalu.
Posting Komentar