Sekitar 10-15 tahun yang lalu, lagu anak-anak masih banyak bermunculan di layar televisi kita. Kehadirannya sangat digemari oleh anak-anak pada jaman itu, seperti lagu Bolo-Bolo, Diobok-obok, Cita-Citaku dan Lumba-Lumba. Banyak dari mereka yang mengidolakan Enno Lerian, Joshua, Tina Toon, Trio Kwek-Kwek, Maissy, Bondan, dan masih banyak lagi penyanyi-penyanyi cilik lainnya. Dimana-mana kita mendengar anak-anak yang masih polos dan lugu menyanyikan lagu anak-anak dengan riang gembira.
Tetapi di era sekarang ini, fenomena tersebut nyaris tidak ada lagi di televisi. Lagu-lagu semacam itu sudah sangat jarang kita temui, bahkan mungkin sangat sedikit sekali lagu anak-anak yang baru, yang ada biasanya lagu lama yang di aransemen ulang sehingga berkesan tampak baru. Kalaupun ada, lagu tersebut tidak populer seperti dulu, akhirnya hanya menjadi angin lalu.
Yang lebih miris dari semua itu adalah penyanyi-penyanyi cilik yang seharusnya menyanyikan lagu anak-anak, justru mereka menyanyikan lagu-lagu orang dewasa yang bertemakan cinta, patah hati, selingkuh dan sebagainya. Sebagai anak usia 6-12 tahun, mereka lebih pantas menyanyikan lagu yang bertemakan tentang kehidupan mereka, kehidupan anak-anak pada umumnya seperti bermain dengan teman sebaya, belajar di sekolah, kasih sayang pada orang tua, berkunjung ke kebun binatang dan lain-lain.
Mereka tidak seharusnyalah menyanyikan lagu-lagu dewasa, karena itu hanya akan membuat anak-anak tumbuh lebih dewasa secara tidak semestinya. Padahal lagu itu bisa menjadi stimuli otak yang baik pada anak dan berpengaruh pada tingkah laku mereka. Apabila lagu itu tidak sesuai, makan akan ada kelainan moral yang hinggap pada diri mereka. Kalau sudah begini, bagaimana generasi kita selanjutya?
Kita perlu risau pada permasalahan ini. Saya berharap akan munculnya kembali komposer-komposer lagu anak seperti Pak Kasur, AT Mahmud, Papa T Bob. Di luar itu, media massa seperti televisi dan radio juga harus turut serta dalam menggencarkan lagu anak-anak dengan memperbanyak acara-acara anak yang di dalamnya benar-benar menampilkan atau memutar lagu anak. Selain itu untuk para pendidik juga diharapkan lebih banyakdan lebih sering mendendangkan lagu anak disaat disela-sela mengajar atau pada saat pelajaran kesenian, jika perlu bapak ibu guru membuat lagu anak sendiri karena lagu anak itu cukup sederhana dalam lirik dan nada.
oleh: Sesar Ramadani Aji
image diambil dari sini
3 komentar:
memang disayangkan..ketika joshua sudah beranjak dewasa, eno lerian sudah menikah (lalu sekarang sudah menjadi janda), trio kwek-kwek sudah bubar, dan tina toon sudah besar, negeri ini tidak memiliki penyanyi anak2.
tidak heran jika sekarang anak-anak lebih familiar dengan lagu2 yang belum pantas dikonsumsi oleh mereka.
dan yang lebih menyedihkan justu anak2 dapat menirukan dengan benar lagu-lagu tersebut dibandingkan dengan saya...hehehe
-rizky-
anak-anak jaman sekarang jauh lebih pintar dan cerdas dibanding dengan angkatan kit dulu. mereka, ketika mengikuti kontes-kontes menyanyi di tivi lebih memilih lagu-lagu yang isa dikatakan susah, yang notabenenya memang lagu dewasa.
hal ini agaknya yang mungkin bisa dijadikan PR bagi para musikus pembuat lagu-lagu, mungkin harus mulai memperbanyak jumlah lagu anak-anak yang berkualitas tinggi. maknanya ringan, tapi dengan kualitas yang bagus. misalnya lagu-lagu sherina. lagu-lagunya bermakna ringan, tapi dengan kualitas musik yang juga tidak kacangan.
-alina-
Hai…Nama saya Zepe
Saya memiliki banyak koleksi lagu pendidikan anak .
Beberapa menggunakan bahasa Inggris.
Sudah ada 30 an lagu dan sudah dipakai di Paud dan TK seluruh Indonesia.
Kalau anda butuh lagu anak-anak anda bisa
Klik: http://www.lagu2anak.blogspot.com
,nv
Posting Komentar