Senin, Mei 17, 2010

Bimbang


Aku berjalan tanpa arah
Irama angin senada langkah
Hembusannya hingga ke perbatasan
Terpotret dalam album kegelapan

Batang dan ranting otak bergulat
Berusaha mencari cahaya tepat
Hingga akhirnya ku berhenti
Menunduk lesu dalam tangisan hati

Entah ketulusan atau kebodohan
Keikhlasan atau sebuah kemunafikan
Aku hanya manusia yang berjuang
dalam dunia yang bimbang

Berdiri aku di antara persimpangan
Melangkah pergi dari perbatasan
Perlahan aku mendongak
Meski langkahku terseok

Oleh : Mei Safitri R

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Bercerita tentang kebimbangan, ya, mei. Puisinya enak dinikmati. Apalagi gambar dari peengelola blog juga sesuai dengan tema yang kamu bidik. Terus berkarya ya, mei. Salam penuh energi!
Bhimo

Anonim mengatakan...

Benar-benar puisi penuh kegalauan. Muram, dan mengandung unsur kesedihan yang amat kuat. Sukses!
-Litbang-