Menilik
kembali tentang keberjalanan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri
(SNMPTN) undangan pada tahun 2012 lalu, sebanyak 53.401 siswa yang berhasil
lolos dalam verifikasi data. Sehingga tanpa menggunakan test tertulis mereka
sudah mendapatkan kursi di bangku Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Dari
perhitungan, bahwa angka ini naik 9% dari tahun 2011. Diketahui bahwa, siswa
yang lolos dalam SNMPTN undangan merupakan siswa yang berprestasi dalam nilai
akademisnya. Karena, rapor selama 5 semester di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan
sederajat merupakan syarat yang diajukan untuk mendaftar SNMPTN undangan.
Pada
SNMPTN jalur undangan tahun 2012, ditetapkan peraturan sekolah dengan
akreditasi A bisa mengirim 50 persen siswa terbaiknya, yang berakreditasi B
sebanyak 30 persen, dan berakreditasi C sebanyak 15 persen. Adapun sekolah baru
yang belum terakreditasi, dibatasi hanya lima persen siswa terbaiknya. Namun
untuk tahun 2013, tidak ada pembatasan kuota sesuai dengan akreditasi sekolah.
Jadi semua siswa dapat mendaftar seleksi perguruan tinggi melalui jalur
undangan. Selain itu juga pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud) mewacanakan adanya pergantian keputusan, dimana 60% kuota
PTN diisi melalui SNMPTN undangan dan 40% melalui ujian tulis dan mekanisme
lainnya. (www.pengumumansnmptn.com)
Dengan
adanya keputusan ini jelas menguntungkan sekolah dengan akreditasi A maupun
Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). Dapat diketahui bahwa sekolah
RSBI menggunakan nilai standar terendah untuk setiap mata pelajaran adalah 75.
Dan apabila diakumulasi dan dirata-rata, jelas ini lebih tinggi dari sekolah
yang biasa saja. Intinya siswa yang memiliki prestasi standar RSBI lebih bagus
dari siswa yang bukan RSBI.
Walaupun
keputusan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk tidak ada
kuota berdasarkan akreditasi sekolah. Namun, sekolah dengan akreditasi A akan
lebih diutamankan. Karena sekolah dengan akreditasi A lebih menjamin tingkat
kelulusan yang baik dengan jaminan akreditasinya dan rata-rata nilai yang
memang sudah distandartkan berdasarkan rata-rata nilai untuk sekolah
berakreditasi A.
Bila
kita mengamati secara lebih luas, adanya SNMPTN undangan yang menggunakan jalur
prestasi akademik yaitu dengan menggunakan nilai rapor selama 5 semester. Maka
terdapat nilai positif maupun nilai negatif yang ditimbulkan dari adanya SNMPTN
undangan. Untuk nilai positif yaitu adanya semangat bagi siswa untuk terus
berprestasi dan meningkatkan nilai rapor mereka agar dapat lolos verifikasi
data untuk SNMPTN undangan, dimana mereka tidak harus melewati ujian tulis.
Hanya memanfaatkan apa yang telah mereka miliki dan kemudian memberdayakannya.
Selain itu juga SNMPTN undangan merupakan bentuk apresiasi dari pemerintah
kepada siswa SMA sederajat akan prestasi akademik yang telah mereka raih.
Seperti
halnya mata pisau yang memiliki sisi positif dan negatif. Sisi negatif dari
SNMPTN undangan yaitu adanya kemungkinan kecurangan baik dari pihak siswa
maupun pihak sekolah untuk berusaha memberikan nilai yang baik untuk rapor
siswa. Dengan adanya SNMPTN undangan ini, ditakutkan adanya peningkatan
kecurangan siswa dalam mengerjakan ujian maupun adanya dari pihak sekolah yang
memanipulasi nilai siswa. Kekhawatiran ini juga dirasakan oleh banyak pihak
termasuk didalamnya mahasiswa selaku pengamat dalam proses seleksi masuk
Universitas ini. “ Penambahan kuota untuk SNMPTN undangan memang bagus karena
lebih memudahkan siswa berprestasi untuk mendapatkan Universitas Negeri, namun
buruknya terdapat banyak kecurangan dan dominasi dari sekolah favorit yang
mempunyai hasil rapor yang bagus, dan intinya sama aja tidak merata” kata
Amytia Putri Mahasiswi FKIP Biologi UNS selaku mahasiswa Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) 2010 , Selasa (11/09/2012).
Selain
itu juga ditakutkan dengan adanya penambahan kuota untuk SNMPTN undangan yaitu
60%, maka penseleksian tidak dapat dipertanggungjawabkan lagi. Dan bisa saja
hanya untuk mencukupi kuota 60% itu sendiri. Dalam artian dengan adanya
penambahan kursi SNMPTN undangan dapat memunculkan ketidakakuratannya siswa
yang lolos SNMPTN undangan.
Tidak
ada salahnya menelusuri ulang tentang adanya SNMPTN undangan. Karena pendidikan
di Indonesia yang masih perlu adanya peningkatan mutu. Sehingga apabila di usia
dini mental bangsa dimanja maka akan membentuk suatu mental lembek yang hanya
ingin enak sendiri. Tidak memikirkan proses, namun hanya hasil yang menjadi
tujuannya. Berbeda dengan SNMPTN tertulis, mereka bersaing dengan puluhan ribu
orang selama tiga hari mengaplikasikan apa yang telah mereka dapatkan di sekolah menengah.
Jiwa bersaing mereka juga lebih tinggi dibanding dengan SNMPTN undangan. Dan
hasil akhir antara SNMPTN undangan dengan SNMPTN tulis juga tidak dapat
dipastikan bahwa SNMPTN undangan lebih unggul dari SNMPTN tulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar