Siang tadi aku bertemu Om Agus, terlihat kelelahan di
raut wajahnya, begitu kusam dan tak terurus, terlihat sangat tua, bahkan untuk
pria di usianya. Keadaan hidupnya semakin berantakan saja setelah berpisah dari
tanteku.
Sore ini tante dari keluarga ayahku juga mengunjungi
rumah, berkeluh kesah kepada ibuku. Menceritakan kesedihannya karena mertua
yang tak terlalu menyukainya dan tentu berakibat pada kehidupan rumah
tangganya.
Dan baru saja, aku mendengar teriakan anak tetangga yang
rumahnya berhadapan denganku. Suaranya begitu lantang dan tak berperasaan.
Mendengarkannya saja aku ikut kesal. Bagaimana mungkin anak kelas 4 SD itu
berani mengusir neneknya sendiri dari rumah.
Keegoisan yang berakhir menjadi perceraian, mertua yang
tidak menyukai menantunya, anak yang tidak dididik dengan baik oleh orang
tuanya, ah. Terlalu memilukan melihat keluarga-keluarga ini harus merasakan
sakit di rumah mereka sendiri, tempat yang seharusnya memberi mereka
ketentraman dan kehangatan malah berubah menjadi neraka, membuat hidup menjadi
semakin berat.
Aku bersyukur rumah ini tidak diisi oleh amarah-amarah
yang bisa jadi boomerang, aku bersyukur rumah ini tidak diisi dengan semua kata
kasar yang begitu menyakitkan.
Ayah.
Dia menunjukkan pada kami anak-anaknya untuk menghormati
yang lebih tua dan selalu melindungi siapapun yang lemah. Ayah mengajarkan
bahwa keluarga adalah tempat kami bisa berbagi apapun itu, bisa memeluk seerat
apapun itu, dan bisa mengungkapkan perasaa tanpa harus ada yang kami
tutup-tutupi.
Ibu.
Dia wanita paling hebat di dunia. Beliau mendidik kami
dengan kasih sayang, ketulusan, hati yang besar, dan senyuman yang dapat
meluluhkan hati kami.
Adik.
Dia saudara yang menunjukkan dengan benar bagaimana
seharusnya seorang laki-laki memperlakukan perempuan, dia lucu, menghibur, dan
selalu menjadi pribadi yang menyenangkan.
Eyang.
Beliau adalah nenek paling kuat di dunia, beliau masih
terlihat segar di usianya yang sudah masuk kepala delapan ini. Beliau bukan
nenek bawel yang hobi mengomel dan menggomentari semua hal, dia adalah sahabat
untuk cucu-cucunya.
Aku harus lebih banyak bersyukur telah dilahirkan di
tengah keluarga sempurna ini. Ayah, Ibu, Adik, dan Eyang. Terimakasih untuk
cinta yang selalu menghangatkan, tidak ada tempat yang lebih baik. Terimakasih
telah memberikanku perasaan nyaman, terimakasih tidak membiarkanku hidup di
dalam suasana tegang yang sangat tidak mengenakkan. terimakasih untuk cinta dan
kehangatan kalian.
Disinilah ada begitu banyak cinta yang begitu hangat, di
rumah kotak warna kuning di jalan kutai barat 4 ..
1 komentar:
mantabBB
Posting Komentar